JEJAK LANGKAH PAK HARTO - Berita & Informasi Dunia Pendidikan

Wednesday, 4 October 2017

JEJAK LANGKAH PAK HARTO


Episode 2
SABTU 2 OKTOBER 1965

Sementara persiapan-persiapan dilakukan untuk menyerang Halim Perdana Kusuma,di perolah informasi bahwa AURI akan menyerang markas Kostrad dari udara.akibatnya markas Kostrad untuk sementara waktu di pindahkan ke senayan,Jakarta Selatan.barulah pada pukul 03.00 pagi pasukan RPKAD dan Batalyon 328/Para Kujang bergerak untuk menduduki Halim.karena terjadi perlawanan yang cukup gencar dari pasukan pemberontak yang ada di pangkalan tersebut,maka Halim baru dapat di kuasai tiga jam kemudian.ketika itu ternyata bahwa para sukarelawan-sukerelawat PKI telah di bubarkan dan meninggalkan Halim.selain itu Batalyon 454/Diponogoro yang membantu pemberontak PKI tidak bersedia meninggalkan halim,sampai ada perintah dari presiden/panglima tertinggi ABRI.

soeharto
Siang itu Jendral Sueharto menghadap Presiden Suekarno di istana bogor untuk memenuhi panggilannya.dalam pertemuan itu presiden Suekarno di damping oleh Menpangau Laksdya,Omar dhani,dan Mayjen,Pranoto Reksosamudro.kepada Mayjen Soeharto Presiden Soekarno menjelaskan bahwa angkatan darat tidak perlu mencurigai AURI karena AURI tidak terlibat dalam Gerakan 30 Septeber,kepadanya juga di beritahukan presiden bahwa Mayjen Pranoto Reksosamudro telah di angkat menjadi plaksana harian pimpinan Angkatan Darat.sementara pimpinannya di pegang sindiri oleh presiden Soekarno.

Menanggapi penjelasan presiden jendral Sueharto mengatakan bahwa,mungkin AURI tidak terlibat namun oknum-oknum AURI banyak terlibat,bahwa terbukti juga Gerwani dan Pemuda Rakyat sebagai ormas PKI,mengadakan latihan militer di lubang buaya,yang merupakan wilayah AURI,bahkan senjata senjata mereka juga berasal dari AURI.meskipun di bantu oleh Menpangau,Omar dani,namun jendral Soeharto membawa bukti sebuah senjata ‘’chung’’yang di rampas dari pemuda rakyat di lubang buaya.yang bernomor register AURI.
Dikatakan juga oleh jendral Sueharto bahwa dengan pengangkatan Mayjen.Pranoto sebagai pelaksana harian pimpinan AD,ia menyerahkan pimpinan AD dan tidak bertanggung jawab lagi ,agar tidak terjadi dualisme dalam kepemimpinan AD. Di jelaskan bahwa pengambil alihan pimpinan angkatan darat di lakukan dengan pertimbangan agar tidak terjadi kekosongan pimpinan.dikatan pula biasanya kalau Menpangad Jendral Ahmad Yani berhalangan.maka pimpinan angkatan darat selalu diserahkan kepada Pangkostrad.

Akan tetapi presiden suekarno menolak pengunduran diri tersebut,dan mengatakan jendral Sueharto sebagai panglima pemulihan keamanan dan ketertiban.untuk itu presiden Suekarno membuat pidato radio yang menjelaskan tentang tugas dan kedudukan Mayjen Sueharto.

Bersambung..........

No comments:

Post a Comment